"policy_id","iso3code","countryname","province","policy_title","policy_type","policy_type_other","language","start_month","start_year","end_month","end_year","published_by","published_month","published_year","adopted","adopted_month","adopted_year","adopted_by","partner_gov","partner_government_details","partner_un","partner_un_details","partner_ngo","partner_ngo_details","partner_donors","partner_donors_details","partner_intergov","partner_intgov_details","partner_national_ngo","partner_nat_ngo_details","partner_research","partner_research_details","partner_private","partner_private_details","partner_other","partner_other_details","goals","strategies","me_indicators","me_indicator_types","legislation_details","topics","link_action","url","further_notes","references","attached_file" "7954","IDN","Indonesia","","Rencana Aksi Nasional Pangan Dan Gizi (National Food and Nutrition Action Plan) 2011-2015","Comprehensive national nutrition policy, strategy or plan","","Indonesian","","2011","","2015","Kementerian Perecanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) [Ministry of National Development Planning, National Development Planning Agency]","12","2010","Adopted","","2010","Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2010","Health|Food and agriculture|Education and research|Finance, budget and planning","Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor","United Nations Children's Fund (UNICEF)|World Food Programme (WFP)|World Health Organization (WHO)","","","","","","","","National NGOs","Berbagau Lembaga Swadaya Masyarakat","","","Private sector","Pergizi Pangan, Perhimpunan Doktor Gizi Medik Indonesia","","","

Tujuan1. Menurunnya prevalensi gizi kurang anak balita menjadi 15,5 persen,2. Menurunnya prevalensi pendek pada anak balita menjadi 32 persen, dan3. Tercapainya konsumsi pangan dengan asupan kalori 2.000 Kkal/orang/hari.

 

IV. A. Objectives
 
to decrease prevalence of undernutrition in under five to 15,5 percent
to decrease prevalence of stunted under five to 32 percent, and
to achieve food consumption with calory intake of 2.000 Ccal/person/day.
","

Strategy1. Perbaikan gizi masyarakat, terutama pada ibu pra-hamil, ibu hamil dan anak melalui peningkatkan ketersediaan dan jangkauan pelayanan kesehatan berkelanjutan difokuskan pada intervensi gizi efektif pada ibu pra-hamil, ibu hamil, bayi, dan anak baduta.2. Peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam melalui peningkatkan ketersediaan dan aksesibilitas pangan yang difokuskan pada keluarga rawan pangan dan miskin.3. Peningkatan pengawasan mutu dan keamanan pangan melalui peningkatkan pengawasan keamanan pangan yang difokuskan pada makanan jajanan yang memenuhi syarat dan produk industri rumah tangga (PIRT) tersertifikasi.4. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui peningkatkan pemberdayaan masyarakat dan peran pimpinan formal serta non formal terutama dalam perubahan perilaku atau budaya konsumsi pangan yang difokuskan pada penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal, perilaku hidup bersih dan sehat, serta merevitalisasi posyandu.5. Penguatan kelembagaan pangan dan gizi melalui penguatan kelembagaan pangan dan gizi di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten dan kota yang mempunyai kewenangan merumuskan kebijakan dan program bidang pangan dan gizi, termasuk sumber daya serta penelitian dan pengembangan.

 

IV. B. Strategy

 

Five Pillar Intervention Strategies with Stratification of Provinces

1. Improvement of community nutrition, particularly in pre-pregnant mothers, pregnant mothers and children through increasing availability and accessibility of sustainable health services focusing to effective nutrition interventions in pre-pregnant mothers, pregnant mothers, infant and children under two years old.

2. Improving diversed food accessibility through improvement of accessibility and accessibility of foods focusing to the vulnerable family to food and the poor

3. Improving quality control and food safety through improvement of food security monitoring focusing to requirement-filled food hawkers and certified home industrial products (PIRT).

4. Improving clean and healthy lifestyle (PHBS) through improvement of community empowerment and roles of formal leaders especially on behavioral change or food consumption culture focusing to diversity of food consumption based on local resources, clean and healthy lifestyles, and revitalization of Posyandu.

5. Strengthening Institutionalization of Food and Nutrition through strengthening of institutionalization of food and nutrition at national, province and district/municipality levels with authority to formulate policies and programs of food and nutrition, including resources as well as research and development activities.

 

Policies in each of the strata:

Strata 1: To continue reduction of prevalence of undernutrition in mother and children by maintaining consumption level of community, to contrbute to the acceleration of the achievement of the MDGs 1, 4, 5 and 6.

Strata 2: to continue reduction of prevalence of undernutrition in mother and children and by improving level of community consumption especially in very vulnerable areas to foods.

Strata 3: Accelerating reduction of prevalence of undernutrition in mother and children and maintaining community consumption to have calory intake 2000 Ccal/person/day.

Strata 4: Accelerating reduction of prevalence of undernutrition n mother and children and improving availability and accessibility of diversed foods to fulfill the need of community consumption.

 

The food and nutrition action plans are developed in action-oriented programs covering the five pillars of intervention strategies.

","

GIZI MASYARAKAT1) Peningkatan Pembinaan Gizi Masyarakat1. Persentase balita gizi buruk dirawat sesuai standar2. Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif3. Cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium4. Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A5. Persentase kabupaten dan kota yang melaksanakan surveilans gizi6. Persentase penyediaan bufferstock MP-ASI untuk daerah bencana7. Jumlah (persentase) Puskesmas dengan tenaga terlatih Tatalaksana Anak Gizi Buruk8. Jumlah (persentase) RSUD dengan tenaga terlatih Tatalaksana Anak Gizi Buruk9. Persentase balita ditimbang di Posyandu (D/S)10. Persentase Puskesmas memiliki tenaga terlatih pemantauan pertumbuhan11. Persentase Pembinaan kader di Posyandu12. Persentase Puskesmas memiliki konselor menyusui13. Persentase Puskesmas membina kelompok pendukung ASI2) Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak1. Persentase ibu hamil mendapat tablet Fe 90 tablet2. Persentase ibu hamil KEK mendapat PMT3. Persentase bayi 6-12 bulan dan anak 1-5 tahun mendapat kapsul vitamin4. Persentase Kunjungan Ibu Hamil ke-4 (K4)5. Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1)AKSESIBILITAS PANGAN1) Pengembangan Ketersediaan Pangan 1. Jumlah Desa Mandiri Pangan yang dikembangkan 2. Jumlah lumbung pangan yang dikembangkan di daerah rawan pangan 3. Penanganan daerah rawan pangan 4. Ketersediaan data rawan pangan 5. Pemantauan dan pemantapan ketersediaan dan kerawanan pangan (Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi)2) Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan 1. Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) di daerah produsen pangan 2. Tersedianya data dan informasi tentang distribusi, harga dan akses pangan 3. Terlaksananya pemantauan dan pemantapan distribusi, harga dan akses pangan3) Pengembangan Penganekaraga man Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar1. Jumlah desa P2KP (Percepatan Penganekargaman Konsumsi Pangan)2. Jumlah prov/kab. dan kota yang melaksanakan promosi penganekaragaman konsumsi pangan dan keamanan pangan3. Penyediaan tenaga/petugas lapangan seperti penyuluh (Pendamping (P2KP)4. Jumlah provinsi dan kab. dan kota yang melakukan penanganan Keamanan Pangan segar tingkat produsen dan konsumen5. Terlaksananya pemantauan dan pemantapan penganekaragaman konsumsi pangan dan keamanan pangan (termasuk skor PPH dan tingkat konsumsi energi rata-rata penduduk)6. Tersedianya data dan informasi tentang pola konsumsi penganekaragaman dan keamanan pangan4) Pengelolaan Produksi Tanaman SerealiaLuas areal penerapan budidaya serealia yang tepat dan berkelanjutan termasuk untuk bahan bakar nabati (ribu ha) :SL - PTT padi non hibridaSL - PTT padi hibrida (ribu ha)SL - PTT Padi lahan kering (ribu ha)SL - PTT Jagung hibrida (ribu ha)Pengembangan peningkatan produksi gandum (ribu ha)Pengembangan peningkatan produksi sorghum (ribu ha)5) Pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbiLuas areal penerapan budidaya tanaman aneka kacang dan umbi yang tepat dan berkelanjutan termasuk untuk bahan bakar nabati (ribu ha) :SL- PTT kedelai (ribu ha)SL - PTT kacang tanah (ribu ha)SL - PTT kacang hijau (ribu ha)PTT kacang hijau (ribu ha)PTT ubi kayu (ribu ha) PTT ubi jalar (ribu ha) PTT pangan lokal (ribu ha) 6) Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan (Prioritas Nasional dan Bidang) Pengembangan kawasan tanaman buahPengembangan registrasi kebun tanaman buah Perbaikan mutu pengelolaan kebun tanaman buahPerbaikan mutu pengelolaan pasca panen tanaman buahPengembangan registrasi packing housePeningkatan jumlah kelembagaan usaha Tanaman Buah7) Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Produk Tanaman Sayuran dan Tan. Obat BerkelanjutanPengembangan kawasan tanaman sayuran dan tanaman obatPengembangan registrasi lahan usaha tanaman sayuran dan tanaman obat Perbaikan mutu pengelolaan kebun tanaman buahPerbaikan mutu pengelolaan pasca panen tanaman sayuran dan tanaman obat Pengembangan registrasi packing house Peningkatan jumlah kelembagaan usaha tanaman sayuran dan tanaman obat 8) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman SemusimPeningkatan luas areal penanaman (ribu ha) Swasembada Gula Nasional Tebu 9) Peningkatan Produksi Ternak dengan Pendayagunaa n Sumberdaya LokalOptimalisasi IB dan INKA (pkt)Pengembangan agribisnis peternakan melalui LM3 (kelompok)Pengembangan budidaya ternak Perah (kelompok)Pengembangan budidaya kambing/domba (kelompok)Pengembangan budidaya perunggasan (kelompok)Pengembangan budidaya ternak non ungags (kelompok)10) Penyediaan Beras Bersubsidi (Raskin) untuk Rumah Tangga Sasaran (RTS)Jumlah RTS penerima Raskin11) Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan TangkapJumlah produksi perikanan tangkap (juta ton)12) Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Volume produksi (juta ton) 13) Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan Volume produk olahan hasil perikanan yang bernilai tambah dengan kemasan dan mutu terjamin (juta ton) Jumlah rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional (kg) 14) Kegiatan Fasilitasi Penguatan dan Pengembangan Pemasaran Dalam Negeri Hasil Perikanan Jumlah pelelangan ikan dan pasar ikan yang berfungsi sesuai standar Jumlah lokasi pelaksanaan kegiatan GEMARIKAN (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) 15) Kegiatan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Jumlah kelompok potensi perikanan yang disuluhMUTU DAN KEAMANAN PANGAN1) Pengawasan Obat dan Makanan Proporsi makanan yang memenuhi syarat 2) Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Persentase makanan yang mengandung cemaran bahan berbahaya/dilarang 3) Inspeksi dan Sertifikasi Makanan 1. Persentase sarana produksi makanan MD yang memenuhi standar GMP yang terkini 2. Persentase sarana produksi makanan bayi dan anak yang memenuhi standar GMP yang terkini 3. Persentase sarana penjualan makanan yang memenuhi standar GRP/GDP 4) Peningkatan jumlah dan kompetensi tenaga Penyuluh Keamanan Pangan (PKP) dan Pengawas Pangan Kabupaten / Kota (District Food Inspector) Jumlah tenaga Penyuluh Keamanan Pangan (PKP) dan Pengawas Pangan Kabupaten / Kota (District Food Inspector) 5) Bimbingan Teknis pada Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) 1. Jumlah Penyusunan Modul Penerapan Prinsip-prinsip Keamanan Pangan pada Proses Produksi di IRTP Berdasarkan Jenis Produknya 2. Jumlah IRTP yang Dilatih dan Difasilitasi Penerapan Prinsipprinsip Keamanan Pangan pada Proses Produksi di IRTP Berdasarkan jenis produknya 3. Jumlah IRTP yang Dilatih dan Difasilitasi Disain dan Implementasi Cara Produksi Produk Pangan yang Baik (CPPB) pada Industri Rumah Tangga 4. Monitoring dan Verifikasi Penerapan CPPB pada Industri Rumah Tangga 6) Bimbingan Teknis dan Monitoring pada Kantin Sekolah 1. Jumlah Kantin Sekolah yang Dilatih dan Difasilitasi Penerapan Prinsip-prinsip Keamanan Pangan di Kantin Sekolah 2. Monitoring dan Verifikasi Pelaksanaan Bimtek pada Kantin SekolahPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT1 Pembinaan PHBS Pangan dan GiziPersentase rumah tangga melaksanakan PHBSKELEMBAGAAN PANGAN DAN GIZI1) Peningkatan Kelembagaan Pangan dan Gizi di Daerah 1. Jumlah provinsi dan kabupaten dan kota yang mempunyai kelembagaan pangan dan gizi di daerah 2. Jumlah tenaga kesehatan gizi di puskesmas 3. Jumlah kecamatan yang mempunyai tenaga PPL pertanian yang mengikuti pelatihan pangan dan gizi 4. Jumlah provinsi dan kabupaten dan kota yang mempunyai data tingkat konsumsi energi 5. Jumlah provinsi yang memasukkan agenda penelitian pangan dan gizi 6. Jumlah penelitian mengenai zat gizi mikro pada tingkat nasional 7. Fortifikasi vitamin A pada minyak goreng 8. Konsep Kebijakan Fortifikasi zat besi pada beras 9. Jumlah provinsi, kabupaten dan kota yang sudah memasukkan program pangan dan gizi pada RPJMD

 

Programmes/Activities are categorized by the five pillars, each with several indicators (97 in total) 

 

Output indicators

1. Coverage of breast-feeding, D/S, KN and K4 increased

2. Diversified food consumption and score of Desirable Food Pattern (DFP) increased

3. Coverage of good hawkers for school children and certified home industry products increased

4. Number of household implementing CHB increased

5. Number of districts/municipalities having established food and nutrition institutions increased

6. Number of food and nutrition regulation increased

7. Diploma-3 nutrition working at HC and sun-district field agriculture educators ( PPL kecamatan ) increased

","","","Breastfeeding - Exclusive 6 months|Stunting in children 0-5 yrs|Underweight in children 0-5 years|Underweight in women|Complementary feeding|Growth monitoring and promotion|Vitamin A|Iodine|Iron|Food fortification|Rice|Edible oils and margarine|Food distribution/supplementation for prevention of acute malnutrition|Food safety|Food security and agriculture|Household food security|Vulnerable groups","","http://www.bappenas.go.id/node/165/2981/rencana-aksi-nasional-pangan-dan-gizi-2011-2015/","","","https://extranet.who.int/nutrition/gina/sites/default/filesstore/IDN%202011%20Rencana%20Aksi%20Nasional%20Pangan%20dan%20Gizi.pdf|https://extranet.who.int/nutrition/gina/sites/default/filesstore/IDN%202011%20Rencana%20Aksi%20Nasional%20Pangan%20dan%20Gizi.pdf"